"Untuk orang miskin, sekitar 11-19% uangnya habis untuk rokok, sedangkan untuk kesehatan dia cuma 2,5% Kalau mereka kemudian bisa tidak merokok, uang yang 19% itu tidak lagi keluar," ungkap Ali kepada detikFinance di Gedung DPR/MPR RI, Senin (2/7/12).
Ali mengatakan pemerintah sedang terus mengkampanyekan anti rokok, agar masyarakat lebih cenderung berperilaku hidup sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali menuturkan, ia berupaya pengesahan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tembakau agar segera dilaksanakan. "Termasuk mengupayakan RPP Tembakau disahkan secepat mungkin, kemudian kita buat klinik juga," tambahnya.
Data dari Badan Pusat Statistik menyebutkan sumbangan beras, rokok hingga belanja untuk perumahan dan pendidikan masih menjadi penyumbang utama kemiskinan. Jika pengeluaran salah satu komoditi itu ditekan maka, jumlah kemiskinan bisa dikurangi.
"Kalau kampanye anti rokok bisa dijalanin itu bisa mengurangi kemiskinian juga, karena rokok termasuk pengeluaran walau tak ada kalori," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (2/7/2012).
(zul/hen)