"Investasinya mahal, Rp 300 Juta, kan ini tergolong prototipe," ungkap Dasep saat dijumpai di Kantor BPPT, Jakarta, Senin (16/7/12).
Ia mengungkapkan, investasi ini tergolong mahal dikarenakan beberapa komponen didatangkan dari luar negeri. "Komponennya 50% impor, 50% lokal. Yang impor itu baterainya, motor listriknya juga impor," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harganya Rp 50 Juta-an, tapi kan kita pengusaha pasti mengusahakan ada yang murah dan lebih bagus," katanya.
Walaupun demikian, mobil ini jauh lebih ekonomis dibanding mobil berbahan bakar BBM pada umumnya. Misalnya untuk 10 Km, Dasep mengungkapkan mobil ini hanya berbiaya Rp 1.000.
(zul/hen)