Hal ini disampaikan oleh Peneliti INDEF Bustanul Arifin dalam acara seminar bertema 'Lonjakan Harga Pangan dan Ancaman Krisis' di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (27/7/2012).
"Petani tidak pernah sama sekali menikmati kenaikan harga bahan pokok, termasuk kedelai, beras dan lainnya, karena selama ini setiap kenaikan harga petani hanya menikmati ampasnya saja," kata Bustanul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini oligopoli (kartel) masih bercokol. Mereka menguasai dan dapat mengatur harga mulai dari tingkat petani, distributor sampai pengecer, mereka punya kekuatan. Jadi nol besar kalau kenaikan harga kedelai dinikmati petani," ujar Bustanul.
Bagaimana mengatasi para kartel ini, menurut Bustanul hal itu sulit dilakukan. jika ingin menghapus para kartel ini, harus ada perombakan total sistem produksi, ada keberpihakan terhadap petani.
"Apalagi angka-angka produksi tahun lalu angkanya sangat memprihatinkan. Jagung, kedelai, gula semua menunjukkan angka minus, jika tidak ada perubahan total untuk meningkatkan produksi plus 5% dalam 5 tahun ke depan, Indonesia dalam bahaya krisis pangan," tandasnya.
(rrd/dnl)