Direktur Utama PT PNM (Persero) Parman Nataatmadja mengungkapkan, perseroan memiliki program yang bernama Unit Layanan Mikro Madani (ULaMM). Menurut Parman, ULaMM bisa menjadi jawaban dari masalah permodalan sebuah industri kecil.
"Kita bisa membantu nasabah kapan saja dengan ULaMM ini," ungkap Parman saat ditemui di acara Media Gathering PT PNM (Persero) di Hotel Grand Seriti, Bandung, Minggu (25/11/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parman menyebutkan, ULaMM memberikan modal kepada industri kecil dengan bunga yang kompetitif yaitu berkisar di angka 1-2% flat dengan tenor yang disepakati berdasarkan kemampuan industri itu sendiri.
Dia menambahkan, besar modal yang diberikan perseroan kepada industri maksimal mencapai Rp 200 juta. Sampai saat ini, rata-rata peminjaman sebuah industri berada di angka Rp 50 juta.
"Kita akan fokus pembiayaan Rp 50 juta ke bawah. Tapi kalau ada yang pinjam Rp 200 juta tetap akan kita layani," lanjut Parman.
Lebih lanjut dia mengatakan, persyaratan yang harus dipenuhi industri peminta modal pun terhitung tak menyulitkan. Para pelaku industri hanya harus memberikan jaminan dan bukti memiliki usaha, minimal dari tingkat keluarahan.
"Ada jaminannya, yang paling banyak itu pakai sertifikat tanah, biasanya masih birik," katanya.
Selain memberi modal, Parman mengatakan, program ini pun memberikan bantuan berupa pelatihan, dan juga bantuan untuk mengekspansi pasar agar dapat tembus pasar ekspor.
Pembiayaan ULaMM ini mulai efektif pada tahun 2008 dengan mendapatkan dana permodalan dari pemerintah sebesar Rp 300 miliar. Parman mengakui sampai saat ini, nasabah ULaMM sudah mencapai 120 ribu nasabah dengan total pembiayaan mencapai Rp 6,7 triliun.
"Kita targetkan naik lagi. Kontribusi ULaMM terhadap perusahaan besar, ini menjadi core bisnis kita. 88% tahun ini, dan ke depannya 95%," pungkasnya.
(zul/dru)