Megawati: Menyedihkan, Ketergantungan Impor Makin Ekstrem

Megawati: Menyedihkan, Ketergantungan Impor Makin Ekstrem

- detikFinance
Kamis, 10 Jan 2013 12:24 WIB
Purwakarta - Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri yang juga merupakan Ketua Umum Partai PDI Perjuangan mengkritik keras pemerintah soal tingginya ketergantungan Indonesia akan impor pangan.

Saat ini, ujar Megawati, Indonesia dihadapkan pada ancaman serius soal kelangkaan pangan. Sementara kapasitas produksi pangan terus merosot tajam dan diikuti peningkatan impor.

"Sebuah kondisi yang menjerat bangsa ini ke dalam ketergantungan. Menurut kajian Riset Institute for Development of Economics of Finance (Indef), Indonesia akan kembali mengimpor beras sebesar 1,75 juta ton," tutur Megawati dalam perayaan HUT PDI Perjuangan di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Kamis (10/1/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Megawati, jika impor beras tersebut terjadi, maka Indonesia bakal menjadi importir beras terbesar kedua di dunia. Bukan hanya beras, ketergantungan pada impor pangan lain juga sangat fantastis: kedelai (70%), garam (50%), daging sapi (23%), dan jagung (11,23%)

"Yang lebih menyedihkan, ketergantungan impor yang semakin ekstrim ini berlangsung dalam situasi dimana harga pangan global semakin menggila," ujar Megawati.

Pada kesempatan tersebut, Megawati mengingatkan, Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia-Pasifik (ESCAP) yang berkedudukan di Bangkok menyebutkan, cuaca buruk di negara-negara penghasil pangan berakibat pada kenaikan tajam harga sebagian jenis pangan dibandingkan tahun lalu.

"Kecenderungan ini tidak boleh dianggap enteng. Sebuah kajian baru PBB menyebutkan harga pangan yang tinggi telah memaksa 19,4 juta orang di Asia-Pasifik hidup miskin. Kini kita sedang berhadapan dengan risiko ini. Tidak mengherankan jika penambahan secara dramatis porsi APBN untuk program penanggulangan kemiskinan, justru berbuah sebaliknya. Kemiskinan tetap bertakhta dengan angkuhnya. Sebagai bangsa, kita harus berkaca pada keseluruhan sejarah dan imajinasi pembangunan Jatiluhur agar bisa menemukan jalan keluar dari sejumlah persoalan di atas," papar Megawati.
(dnl/ang)

Hide Ads