"Kalau Kementerian ESDM bisa punya program BBM subsidi Jawa dan Sumatera bisa pengendalian mungkin tidak naik. Tapi kalau tidak, itu adalah sinyal mungkn kita harus lakukan penyesuaian harga BBM," ujar Agus saat pembahasan Outlook Perekonomian Indonesia 2013 dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (14/1/2013)
Menurut mantan Dirut Bank Mandiri ini, poin penting dalam urusan BBM subsidi adalah kuota. Tahun lalu, realisasi konsumsi BBM subsidi sudah mencapai 45,2 juta kiloliter (KL). Sedangkan tahun ini, dari kuota 46 juta KL dikhawatirkan juga akan terlewati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pertimbangan lainnya kenaikan harga BBM subsidi adalah terkait asumsi makro. Seperti harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), nilai tukar rupiah (NTR), ataupun target lifting minyak.
"Kita akan hitung ulang dan jika membahayakan fiskal, kita akan rekomendasikan untuk menaikkan harga," tegas Agus. Namun untuk saat ini, menurutnya belum ada rencana kenaikan dan masih dibahas dalam internal pemerintah.
(dnl/dnl)











































