Ide Bagus Jika Tarif Pajak Bagi Orang Kaya Indonesia Dinaikkan!

Ide Bagus Jika Tarif Pajak Bagi Orang Kaya Indonesia Dinaikkan!

- detikFinance
Selasa, 15 Jan 2013 14:15 WIB
Ide Bagus Jika Tarif Pajak Bagi Orang Kaya Indonesia Dinaikkan!
Foto: Internet
Jakarta - Indonesia bisa saja meniru langkah AS, Prancis, dan Jepang yang siap menaikkan tarif pajak bagi orang kaya di negaranya. Asalkan, penerimaan dari pajak nantinya digunakan untuk pelayanan publik yang baik dan berkualitas.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta ketika berbincang dengan detikFinance, Selasa (15/1/2013).

"Ide bagus jika tarif pajak bagi orang kaya dinaikkan. Kebijakan pajak kita memang harus direvaluasi, terutama tarif pajak kepada individu super kaya yang jumlahnya banyak di Indonesia," ungkap Arif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, menurut Arif pajak penghasilan perorangan yang tertinggi di Indonesia adalah sekitar 30%. Ini dibebankan bagi yang berpenghasilan di atas Rp 500 juta.

"Di AS dan Prancis itu dinaikkan. Asal kemudian uang pajaknya dikembalikan untuk pelayanan publik yang lebih baik dan berkualitas," tegas Arif.

Menurut Arif, pajak pada dasarnya merupakan salah satu instrumen pemerataan pembangunan dan alat pendistribusi keadilan. Menurutnya, penerimaan pajak yang masih 'memble' perlu ditingkatkan oleh pemerintah dengan berbagai cara.

"Terutama kesadaran masyarakatnya sendiri. Sebaiknya pemerintah mulai menggalakkan agar toko, supermarket, mal mencantumkan harga barang dengan memisahkannya dari pajak. Harga barang sebelum dan sesudah terkena pajak agar dicantumkan," tuturnya.

Sebelumnya, setelah AS dan Prancis mengusung rencana menaikkan pajak bagi orang-orang kaya di negaranya, ternyata Jepang juga bakal melakukan hal serupa. Pasalnya utang Jepang yang kian 'menggunung' membuat cemas pemerintahan Shinzo Abe ini.

Di negeri Paman Sam kebijakan tersebut ditolak oleh Partai Republik yang berkomitmen menentang kenaikan tarif pajak. Namun bulan ini, mereka menyetujui kenaikan pajak pendapatan hanya setelah mendapat desakan kuat dari Presiden dari Partai Demokrat, Barack Obama.
(dru/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads