Koperasi Perajin Tahu Tempe Curhat Sudah 14 Tahun Terpuruk

Koperasi Perajin Tahu Tempe Curhat Sudah 14 Tahun Terpuruk

- detikFinance
Rabu, 23 Jan 2013 12:44 WIB
perajin tempe tahu
Jakarta - Gabungan Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengadu berbagai masalah yang membelit Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI). Masalah harga kedelai yang terus fluktuatif jadi persoalan para perajin tahu tempe.

Menurut Ketua Umum Gakoptindo Ayip Syarifudin, anggotanya sudah terpuruk karena selama 14 tahun terakhir masalah harga kedelai tak pernah terselesaikan.

"Kami percaya jeritan hati kami selama 14 tahun seperti ini. Saya berharap Inpres (intruksi presiden soal Harga Pembelian Pemerintah) kedelai keluar dan akan merubah nasib kita tidak terpuruk seperti ini," katanya dalam acara Revitalisasi Tata Niaga Menuju Swasembada Kedelai di Gedung Nusantara II DPR Jakarta, Rabu (23/1/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manurut Ayip saat ini terdapat 177 KOPTI yang tersebar di 18 provinsi dengan jumlah perajin tahu tempe sebanyak 115.000 usaha dan jumlah tenaga kerja 1 juta orang. Untuk kebutuhan kedelai, jumlah kebutuhan bahan baku perajin tahu tempe sebanyak 132.000 ton/bulan. Ayip hanya menyarankan agar harga kedelai stabil dalam rentan 1-3 bulan.

"Kami mengharapkan harga kedelai stabil 1-3 bulan dan kita dapat menghitung biaya produksi," imbuhnya.

Ia menuturkan para KOPTI mendukung pemerintah untuk mencapai swasembada kedelai 2014. Seperti diketauhi pemerintah merencanakan swasembada kedelai tahun 2014 dengan produksi 2,7 juta ton. Ditargetkan laju peningkatan produksi 1,5 ton/hektar dari sebelumnya 1,3 ton/hektar maka pada tahun 2014 surplus 137.000 ton.

"KOPTI mendukung pemerintah untuk swasembada kedelai namun tidak terlaksana tanpa ada tata niaga. Tentukan HPP untuk petani berapa dan perajin berapa sehingga duanya mendapatkan keuntungan. Bulog perlu bekerja sama dengan para importir sehingga masukan ini membuat satu pola kerjasama yang saling menguntungkan," tandasnya.

(wij/hen)

Hide Ads