Iskandar, Aktivis yang Berbisnis Kaos Demonstran Beromzet Puluhan Juta Rupiah

Iskandar, Aktivis yang Berbisnis Kaos Demonstran Beromzet Puluhan Juta Rupiah

- detikFinance
Jumat, 25 Jan 2013 11:57 WIB
Jakarta - Sarjana muda seorang aktivis kampus, Iskandar sukses berbisnis kaos dengan nama 'Kampoeng Merdeka'. Ia membuat berbagai produk kaos yang bertemakan soal demonstrasi.

Iskandar menyebut dirinya sebagai Presiden 'Kampoeng Merdeka'. Berangkat dari seorang aktivis yang cukup sibuk dengan aksi demonstrasinya, ia rupanya mencari cara lain untuk mengungkapkan aspirasinya.

Ia menuturkan, menjadi demonstran adalah sikap individu yang mulai resah atas kondisi di sekitarnya. Mensejahterakan rakyat selalu menjadi alasan utama setiap kali melangsungkan demonstrasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu kali saya naik angkot waktu banyak ibu-ibu bilang, wah mahasiswa demo lagi demo lagi bikin macet jalan. Padahal tujuan kita demonstrasi untuk mensejahterakan rakyat," katanya kepada detikFinance pekan lalu.

Peserta Wirausaha Muda Mandiri ini mengaku mulai merenung terhadap ucapan ibu-ibu tersebut. Iskandar pun mencari upaya untuk tetap menyampaikan aspirasi, namun tidak dengan merugikan masyarakat lainnya.

"Timbulah pikiran, oh lewat baju saja. Maka ini saya jadikan peluang bisnis," katanya.

Ia memilih baju yang diproduksi dikemas dengan bahasa demonstran dan berkembang mengikuti isu nasional. "Salah satunya saya awasi detik.com. oh ini sedang tren isu," cetus pria yang mengaku belum menikah ini.

Alumni Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini siap megawali usaha dengan modal Rp 800.000. Modal tersebut merupakan hasil pinjaman dari teman dekatnya. "Saya pinjam buat bikin baju 6 buah. Desain saya sendiri," kata Iskandar.

Kemudian usahanya berkembang dengan membidik segmentasi pasar mahasiswa dengan rentang usia 18-30 tahun. Pemasaran selain satu outlet yang disebut sebagai kantor kecamatan, ia juga mengandalkan website Kampoengmerdeka.com dan media sosial lainnya.

Ia cukup yakin dengan bisnisnya ini, Iskandar beralasan masyarakat yang resah akan terus bertambah dan ingin meluapkan ekspresinya. "Banyak yang resah dengan Aceng, jadi pakai baju 'saya bukan aceng'. Jadi ini demo dengan cara yang unik kreatif dan inovatif," jawabnya.

Alhasil, saat ini Iskandar telah mengantongi omset Rp 40-50 juta per bulan dari baju yang seharga Rp 85.000. Ia pun juga telah memperkerjakan 47 orang sebagai tim, mulai dari desain, produksi, hingga pemasaran.

Soal kendala, menurutnya cukup dapat diminimalisir setelah menyelesaikan kuliahnya akhir 2012 lalu. Terkait desain baju yang cukup kontroversial, ia malah menganggap bukan sebuah masalah.

"Nggak ada masalah, malah menunggu masalah datang. Kan masyarakat demo nggak masalah," singkatnya.

Iskandar berencana membuka kantor 'kecamatan' dengan konsep kemitraan. Belum disebutkan lokasinya, namun konsep tempat akan dibuat unik. Ruangan tersebut hanya akan berisikan satu tablet dan LCD dan jaringan internet gratis.

"Mereka bisa cek Online ke Kampoengmerdeka.com dia dah bisa lihat, dan beli disana," jelas Iskandar.

Penting baginya dalam usaha ini adalah eksklusifitas barang. Selain itu, kepedulian untuk Indonesia tetap masih bisa diwujudkan meski tidak dengan turun ke jalan. "Untuk memajukan negeri," tutup Iskandar.


(hen/hen)

Hide Ads