Hal ini terungkap dalam artikel Financial Times yang mewawancarai Aburizal Bakrie soal pencapresan dan situasi bisnisnya. Financial Times membeberkan, Grup Bakrie sedang berencana membeli kembali saham perusahaan tambangnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari Bumi Plc, namun masih kekurangan uang.
Sehingga, beberapa analis menilai, Grup Bakrie harus menjual salah satu perusahan medianya demi mendapatkan uang, seperti tertulis dalam artikel Financial Times tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, beredar kabar Grup Bakrie berniat menjual kepemilikan sahamnya di PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), anak usahanya yang bergerak di bidang media massa. Beberapa yang kabarnya melakukan penawaran adalah pengusaha lokal Chairul Tanjung (CT) dan Pemilik Grup MNC Hary Tanoesoedibjo.
Rumor yang beredar, kesepakatan jual beli sudah terjadi dengan CT di harga Rp 1.200 per lembar, jauh lebih tinggi dari harga di pasar yang hanya Rp 650 pada perdagangan kemarin.
Beberapa pelaku pasar menilai rumor itu sengaja disebarkan demi menggenjot harga saham VIVA, karena belum ada kesepakatan atas perjanjian jual beli saham itu.
Untuk melihat aset-aset Bakrie yang sudah dan akan dijual, klik di sini.
(ang/dnl)