Setiap hari pada ruas tol yang dikelola perseroan terjadi antrian panjang, baik di dalam maupun di pintu keluar-masuk tol. Jasa Marga sendiri mengaku antrian panjang yang berujung kemacetan ini dinilai bukan sebagai berkah. Hal ini justru mengerem perputaran pendapatan Jasa Marga.
"Jalan tol macet kita seperti jadi tukang parkir. Seperti datang ke restoran cuma beli satu teh botol tapi duduknya tiga jam. Kita ingin orang datang pergi. Perputaran nggak jalan kalau macet," ucap Direktur Keuangan Jasa Marga Reynaldi Hermansjah kepada wartawan di Jakarta seperti dikutip Sabtu (3/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Trafik tidak akan berubah banyak, sebelum ruas-ruas yang baru kami jadi, kalaupun sudah jadi sedikit tapi ada perubahannya juga sedikit, perputaran terjadi tidak akan jalan kalau macet. Pertumbuhan trafik kalau 6,5% ya belum," terangnya.
(feb/ang)