Ini 6 Komoditas Pangan yang Masih Jadi 'Mainan' Kartel

Ini 6 Komoditas Pangan yang Masih Jadi 'Mainan' Kartel

- detikFinance
Rabu, 11 Sep 2013 13:49 WIB
Ini 6 Komoditas Pangan yang Masih Jadi Mainan Kartel
Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut potensi kartel untuk 6 komoditas pangan strategis mencapai Rp 11,34 triliun. Kadin juga telah meminta kepada pemerintah untuk merombak tata niaga impor nasional yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand sehingga rentan dengan spekulasi dan kartel.

Nilai potensi kartel yang mencapai Rp 11,34 triliun ini belum termasuk dengan komoditas lainnya yang juga berpengaruh pada tata niaga pangan. Lalu, apa saja 6 komoditas pangan yang rentan terhadap spekulasi dan kartel?

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog Natsir Mansyur mencoba memaparkannya seperti dikutip detikFinance, Rabu (11/9/2013).

Daging Sapi

Kebutuhan daging sapi yang mencapai 340 ribu ton nilai kartelnya diperkirakan mencapai Rp 340 miliar. Menurut Natsir, adanya kartel diakibatkan karena penataan manajemen pangan nasional yang sangat lemah dari aspek produksi,distribusi dan perdagangannya.

Daging Ayam

Kebutuhan daging ayam 1,4 juta ton nilai kartelnya mencapai Rp 1,4 triliun. Kadin mengapresiasi kinerja KPPU dalam memberantas praktek kartel pangan ini. Menurut dia, Kemendag-Kementan-DPR harus ihklas menyerahkan persoalan itu ke proses hukum.

Gula

Kebutuhan 4,6 juta ton nilai kartelnya mencapai Rp 4,6 triliun. β€œKami berharap KPK, BPK, Kejaksaan menindak lanjuti temuan KPPU ini,Β  sebenarnya Menteri Perdagangan dan MenteriΒ  Pertanian tidak perlu panik di dalam mengatur pangan strategis ini mulai dari produksi, distribusi, dan perdagangannya asal mereka tegas konsisten tidak hanya berwacana,” ujar Natsir.

Kedelai

Kebutuhan 1,6 juta ton nilai kartenya mencapai Rp 1,6 triliun. Natsir menilai, dengan melihat kondisi sekarangΒ  ini, 6 komoditas strategis termasuk gula ini masih menjadi barang mainan pelaku kartel yang dibarengi ketidak konsistenan kebijakan pangan strategis oleh Mendag dan Mentan, sehingga akhirnya berdampak kepada rakyat.

Jagung

Kebutuhan 2,2 juta ton nilai kartelnya mencapai Rp 2,2 triliun. β€œAkibat turbulensi kebijakan pangan ini, kita tidak bisa berharap banyak dari DPR Komisi VI dan IV karena DPR sendiri hanya bisa sebatas imbauan saja kepada pemerintah, tidak ada punishment anggaran bagi kementerian yang main-main terhadap persoalan pangan,” kata Natsir.

Beras Impor

Kebutuhan 1,2 juta ton nilai kartelnya diperkirakan mencapai Rp 1,2 triliun. Menurut Natsir, kartel pangan ini dapat dicegah apabila pemegang otoritas pangan strategis ini tidak bermain 2 kaki. β€œYa kalau perlu ada Perpres Bulog tunggal tangani 6 komoditas pangan ini. Kalau terus dibiarkan seperti ini, dari tahun ke tahun iya bakal terus begini karena pemainnya 2 kaki,” kata Natsir.
Halaman 2 dari 7
(drk/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads