Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, sulit bagi SDM Indonesia untuk bersaing dalam penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC).
"Kebijakan peningkatan SDM Indonesia masih berkutat pada wajib belajar 6 tahun hingga 9 tahun. Padahal hal ini tidak akan mampu meningkatkan kompetensi kerja SDM Indonesia dalam menyongsong AEC 2015," kata Muhaimin dalam keterangan pers yang dikutip, Rabu (30/10/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada era dibukanya pasar barang dan jasa tingkat ASEAN, maka keluar-masuknya tenaga kerja antar negara ASEAN tidak terbendung lagi, dan akan saling berkompetisi merebut kue ekonomi di tiap negara.
"Bagi tenaga kerja dari negara AEC yang memiliki kompetensi kerja yang lebih tinggi dari anggota lainnya tentunya akan memiliki kesempatan lebih luas untuk mendapatkan keuntungan ekonomi di dalam AEC. Ini yang harus diwaspadai SDM Indonesia setahun ke depan," kata Muhaimin.
Muhaimin mengatakan, pendidikan setinggi apapun bila tidak disertai kompetensi yang tinggi, maka akan dikalahkan oleh tenaga kerja yang terampil dan terlatih, sekalipun hanya memiliki ijazah jenjang pendidikan lebih rendah.
"Kondisinya sedang darurat, tenaga kerja terlatih jauh lebih utama dibandingkan dengan tenaga kerja terdidik. Oleh karena itu dibutuhkan lembaga pelatihan dan peningkatan kualitas kurikulum pelatihan yang lebih penting ketimbang lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan yang belum siap kerja," cetus Muhaimin.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2013, jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 121,19 juta dan sebagian besar didominasi lulusan SD ke bawah sebanyak 56,67 juta (46,7%), SMP 22,1 juta (18.25%), SLTA 11,03 juta (9,10%), Diploma 3,41 juta (2,81%), dan lulusan universitas 8,36 juta (6,90%).
Untuk mengatasi masalah minimnya SDM berkualitas tersebut, Muhaimin mengaku telah melakukan koordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Perindusterian untuk mencari terobosan solusi yang dapat segera terwujud dalam waktu singkat.
"Pemerintah terus mencari terobosan lain untuk mendukung efektivitas program Link and Macth, peningkatan kompetensi kerja lulusan pendidikan serta memastikan terserapnya lulusan pendidikan dalam dunia kerja dan industri dalam jumlah yang besar," kata pria yang juga akrab disapa Cak Imin ini.
Muhaimin mengatakan tahun ini, Kemnakertrans menyediakan berbagai program pelatihan keterampilan dan kompetensi kerja secara gratis dengan kapasitas 162.017 orang peserta pelatihan. Jumlah ini meningkat dibanding peserta pelatihan tahun 2012 yang berjumlah 154.958 orang peserta.
(dnl/hen)