"Indonesia, tumbuh 8-9% setiap tahun sangat mungkin jika kebijakan publik dikelola dengan baik. Bahkan tanpa melakukan apa-apa saja ekonomi negara kita bisa tumbuh 5%,β ujar JK ketika menjadi pembicara dalam CEO Networking 2013 dengan tema 'Improving Governance to Embrace Globalization and Integration' di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Senin (4/11/2013).
JK mengatakan Indonesia ke depan harus siap menghadapi krisis yang berasal dari luar dan dalam negeri atau eksternal dan internal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK menambahkan, krisis internalnya lebih disebabkan pada kebijakan publik yang tidak ideal. Sebut saja kebijakan terkait BBM, infrastruktur yang parah, biaya rutin negara yang selalu tinggi. "Subsidi BBM membuat trade deficit, karena 40% kebutuhan BBM dari impor. Besarnya subsidi menyebabkan budget defisit," jelasnya.
JK dalam forum tersebut juga menyampaikan ekonomi Indonesia dapat terhambat karena korupsi. "Korupsi memang terjadi, tetapi sesungguhnya yang korup itu-itu saja. Kebebasan pers membuat korupsi banyak terekspos sehingga publik tahu. Zaman Orde baru sama saja," katanya.
Sementara terkait kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014 saat ini, tidak perlu dikhawatirkan akan berdampak pada perekonomian nasional. Menurutnya dari 10 pemilu terakhir hanya satu yang pernah ricuh yaitu pada pemilu 70-an.
Hal tersebut disebabkan pada pemilu mendatang banyak partai bertarung, tidak ada perasingan head to head. Ideologi partai pun makin kabur karena yang sekuler menampung suara Islam dan partai yang mengusung ideologi Islam juga mengakomidasi suara sekluer.
"Yang lebih penting adalah siapa yangg menang pemilu akan menentukan cara atau bagaimana pemerintah mewujudkan cita-cita bangsa ini," tutupnya.
(rrd/dru)