Penerbangan Murah, Paling Fenomenal di Asia Tenggara

Penerbangan di Asia Pasifik (4)

Penerbangan Murah, Paling Fenomenal di Asia Tenggara

- detikFinance
Senin, 17 Feb 2014 16:29 WIB
Penerbangan Murah, Paling Fenomenal di Asia Tenggara
Jakarta - Maskapai bertarif murah (low cost carrier) sudah mengubah wajah industri penerbangan di Asia Pasifik. Maskapai jenis ini bertumbuh secara signifikan.

Khusus untuk Asia Tenggara sendiri, tercatat 50 persen kursi penerbangan yang dijual di kawasan ini adalah milik maskapai bertarif murah. Mengapa maskapai bertarif murah begitu fenomenal?

Menurut kantor berita Reuters beberapa waktu lalu, pertumbuhan pasar penerbangan murah dipicu oleh besarnya populasi masyarakat dan pertumbuhan kelas menengah, dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di kawasan tersebut.

Tapi sebarannya memang belum merata. Centre for Asia-Pacific Aviation mendapati bahwa model bisnis maskapai bertarif murah itu lebih diterima dan fenomenal di kawasan Asia bagian selatan, ketimbang Asia bagian utara. Asia Tenggara adalah salah satu contoh sukses.

Pada kurun waktu April 2012-Oktober 2013, pasar penerbangan internasional di Asia Tenggara naik 20 persen, dipicu ekspansi maskapai bertarif murah. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Myanmar, yaitu 77 persen. Nomor dua adalah Indonesia dengan 29 persen.

Penerbangan bertarif murah di Asia Tenggara dilayani oleh 23 maskapai atau 31 persen dari total keseluruhan penerbangan komersil di kawasan tersebut. Pada tahun ini, penerbangan tarif murah diprediksi akan mencapai sepertiga dari total penerbangan di Asia Tenggara.

Mengapa penerbangan murah ini sangat menarik hati publik Asia Tenggara dan fenomenal?

Pesawatnya Serba Baru

Siapa bilang maskapai tarif murah memakai pesawat tua? Faktanya, maskapai-maskapai itu hadir dengan pesawat-pesawat baru yang mesinnya semakin irit bahan bakar. Supaya investasinya bisa lebih ditekan lagi, mereka membeli pesawat dalam jumlah besar dan semodel saja.
Β 
Sebagai contoh, Jetstar Hong Kong, saat memulai debutnya pada akhir 2013 lalu, memakai 18 pesawat Airbus 320-200 yang baru. Begitu juga AirAsia, memiliki 141 unit Airbus A320. Citilink dari Indonesia juga telah mengganti semua armadanya dengan Airbus A320. Begitupun Lion Air yang telah memesan 234 unit A320 pada dua tahun lalu.

Pesawatnya Serba Baru

Siapa bilang maskapai tarif murah memakai pesawat tua? Faktanya, maskapai-maskapai itu hadir dengan pesawat-pesawat baru yang mesinnya semakin irit bahan bakar. Supaya investasinya bisa lebih ditekan lagi, mereka membeli pesawat dalam jumlah besar dan semodel saja.
Β 
Sebagai contoh, Jetstar Hong Kong, saat memulai debutnya pada akhir 2013 lalu, memakai 18 pesawat Airbus 320-200 yang baru. Begitu juga AirAsia, memiliki 141 unit Airbus A320. Citilink dari Indonesia juga telah mengganti semua armadanya dengan Airbus A320. Begitupun Lion Air yang telah memesan 234 unit A320 pada dua tahun lalu.

Tak Berlama-Lama di Bandara

Perputaran atau Turn dalam penerbangan adalah waktu yang diperlukan oleh pesawat untuk lepas landas pada penerbangan berikutnya setelah mendarat. Bagi maskapai murah, Turn hanya selama 20-40 menit. Tujuannya supaya bisa menghemat pengeluaran dan menambah utilisasi pesawat (waktu pesawat mengudara setiap hari). Sedangkan maskapai yang umum memiliki waktu perputaran selama satu sampai satu setengah jam.

Supaya makin menjangkau pelanggan, maskapai bertarif murah terbang paling tidak dua kali sehari ke destinasi yang sama. Ini supaya kalau ada penumpang yang ketinggalan pesawat, masih bisa terbang ke tujuannya semula, pada hari yang sama.

Tak Berlama-Lama di Bandara

Perputaran atau Turn dalam penerbangan adalah waktu yang diperlukan oleh pesawat untuk lepas landas pada penerbangan berikutnya setelah mendarat. Bagi maskapai murah, Turn hanya selama 20-40 menit. Tujuannya supaya bisa menghemat pengeluaran dan menambah utilisasi pesawat (waktu pesawat mengudara setiap hari). Sedangkan maskapai yang umum memiliki waktu perputaran selama satu sampai satu setengah jam.

Supaya makin menjangkau pelanggan, maskapai bertarif murah terbang paling tidak dua kali sehari ke destinasi yang sama. Ini supaya kalau ada penumpang yang ketinggalan pesawat, masih bisa terbang ke tujuannya semula, pada hari yang sama.

Maskapai Murah Datang, Pasar Terangsang

Penetrasi maskapai LCC ke sebuah pasar, akan merangsang pertumbuhan pasar penerbangan di kawasan itu. Maskapai murah bisa saja memakan pangsa pasar maskapai umum, tapi jumlah penumpang di pasar itu juga akan meningkat secara keseluruhan. Contohnya adalah Asia Tenggara, seperti disebutkan di bagian pengantar tadi.

Tapi ada contoh lain di Jepang. Setelah tiga maskapai murah diluncurkan pada 2012, yaitu: Peach, Jetstar, dan AirAsia Jepang, pasar penerbangan domestik Jepang mulai bergerak naik untuk pertama kali dalam enam tahun. Pertumbuhannya adalah 8,7 persen, yang terbesar dalam 20 tahun.

Ketiga maskapai murah itu telah menambah 2,6 juta penumpang baru ke dalam pasar penerbangan domestik dan Jetstar saat ini menjadi maskapai domestik terbesar di Bandar Udara Narita, Tokyo.

Maskapai Murah Datang, Pasar Terangsang

Penetrasi maskapai LCC ke sebuah pasar, akan merangsang pertumbuhan pasar penerbangan di kawasan itu. Maskapai murah bisa saja memakan pangsa pasar maskapai umum, tapi jumlah penumpang di pasar itu juga akan meningkat secara keseluruhan. Contohnya adalah Asia Tenggara, seperti disebutkan di bagian pengantar tadi.

Tapi ada contoh lain di Jepang. Setelah tiga maskapai murah diluncurkan pada 2012, yaitu: Peach, Jetstar, dan AirAsia Jepang, pasar penerbangan domestik Jepang mulai bergerak naik untuk pertama kali dalam enam tahun. Pertumbuhannya adalah 8,7 persen, yang terbesar dalam 20 tahun.

Ketiga maskapai murah itu telah menambah 2,6 juta penumpang baru ke dalam pasar penerbangan domestik dan Jetstar saat ini menjadi maskapai domestik terbesar di Bandar Udara Narita, Tokyo.

Peluang Besar di Asia Bagian Utara

Lalu lintas penumpang pesawat di Asia mencapai 1,4 miliar pada 2009. Beberapa tahun ke depan, Asia akan menjadi pasar penerbangan terbesar di dunia. Pada 2030 lalu lintas penumpang di Asia diperkirakan akan mencapai 4,8 miliar, jauh di atas 2,36 miliar di Amerika Serikat.

Penetrasi maskapai murah yang terbesar terjadi di Asia Tenggara dengan total kursi 56-57 persen dari seluruh penerbangan. Tapi di Asia bagian utara, persentasenya baru 9 persen. Ini peluang bagi maskapai bertarif murah.

Peluang Besar di Asia Bagian Utara

Lalu lintas penumpang pesawat di Asia mencapai 1,4 miliar pada 2009. Beberapa tahun ke depan, Asia akan menjadi pasar penerbangan terbesar di dunia. Pada 2030 lalu lintas penumpang di Asia diperkirakan akan mencapai 4,8 miliar, jauh di atas 2,36 miliar di Amerika Serikat.

Penetrasi maskapai murah yang terbesar terjadi di Asia Tenggara dengan total kursi 56-57 persen dari seluruh penerbangan. Tapi di Asia bagian utara, persentasenya baru 9 persen. Ini peluang bagi maskapai bertarif murah.
Halaman 2 dari 10
(DES/DES)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads