Andi (34), penjaga Toko Electronic and Computer Solution di Blok D Glodok, Jakarta Barat mengungkapkan, melemahnya dolar ikut mendongkrak penjualan laptop.
"Pasti ngaruh karena dolar naik barang naik. Sekarang dolar nurun jadi lebih banyak yang nyari notebook dibanding waktu dolar Rp 12.000," ujar Andi saat ditemui detikFinance di Pusat Elektronika Glodok, Jakarta Barat, Minggu (20/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu paling 1-2 barang seminggu. Sebulan paling banter 3 unit karena dolar tinggi. Harga notebook tinggi waktu dolar tinggi. Sekarang bisalah menjual 3-4 biji seminggu," terangnya.
Andi menambahkan, harga notebook saat dolar Rp 12.000 terus mengalami kenaikan sehingga menyebabkan penjualan menurun.
"Waktu dolar Rp 12.000-an harga notebook bisa dari Rp 3 juta ke Rp 4 juta. Kalau rata-rata kenaikan harga bisa sekitar 30%-40% saat itu, penjualan sepi," tandasnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhir pekan ini ditutup menguat di posisi Rp 11.420 per dolar AS pada Kamis (17/4/2014) dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya di Rp 11.430 per dolar AS.
(drk/hen)