Prabowo Targetkan Pajak Bertambah Rp 500-600 Triliun/Tahun

Prabowo Targetkan Pajak Bertambah Rp 500-600 Triliun/Tahun

- detikFinance
Rabu, 11 Jun 2014 18:01 WIB
Jakarta - Pajak merupakan elemen vital dalam pengelolaan keuangan negara. Lebih dari 70% pendapatan negara berasal dari penerimaan perpajakan.

Hashim Djojohadikusumo, perwakilan tim ekonomi calon presiden 2014-2019 Prabowo Subianto, menilai potensi penerimaan pajak di Indonesia belum maksimal. Ini karena hanya 12% dari seluruh wajib pajak yang menyelesaikan kewajiban perpajakan mereka.

Jika seluruh potensi wajib pajak berhasil digali, Hashim yakin pemerintah bakal menerima tambahan penerimaan Rp 500-600 triliun. "Sekarang hanya 12% yang bayar pajak. Ini kenapa Indonesia selalu kurang dana dan pinjam dari luar negeri," tegasnya kala ditemui di Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Prabowo-Hatta sendiri punya target mencapai rasio penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) atau tax ratio Indonesia menjadi 16%. Saat ini, tax ratio Indonesia berada di kisaran 12%.

Hashim yakin Prabowo-Hatta mampu mencapai target tax ratio 16%. "Thailand saja 17%," ujarnya.

Ketika penerimaan pajak terhimpun optimal, lanjut Hashim, pemerintah tidak perlu mencari sumber pendanaan lain seperti dari pasar modal. "Kalau pasar modal liat nanti dulu. Utamanya dari pajak," katanya.

Pajak, tambah Hashim, sangat berperan dalam pembiayaan pembangunan. Saat ini Indonesia masih membutuhkan berbagai infrastruktur, seperti pembangkit tenaga listrik.

Pembangkit listrik di Indonesia saat ini masih menggunakan energi fosil, seperti bahan bakar minyak (BBM) dan batu bara. Padahal, Indonesia punya banyak potensi sumber energi terbarukan.

"Kita kurang memanfaatkan panas bumi. Kita terbesar di dunia, 28-38 ribu Mw," kata Hashim.

Tidak hanya panas bumi, lanjut Hashim, tenaga air dan bahan bakar nabati juga kurang termanfaatkan. Selain menjamin ketersediaan listrik, pembangunan pembangkit juga punya dampak lain yaitu penyerapan tenaga kerja.

"Itu satu sumber untuk menciptakan lapangan kerja baru," ujar Hashim.

(drk/hen)

Hide Ads