Hashim Djojohadikusumo, perwakilan tim ekonomi calon presiden 2014-2019 Prabowo Subianto, menyebutkan pernah berkonsultasi dengan Bank Dunia. Menurut saran Bank Dunia, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi 9% dalam 16 tahun berturut-turut. Saran tersebut diterima oleh Hashim dan diadaptasi dalam program ekonomi Prabowo-Hatta.
"Kami sudah dapat dari Bank Dunia, mereka sependapat dengan kita. Kita mau pertumbuhan 10-11%," tegas Hashim kala ditemui di Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Prabowo-Hatta, lanjut Hashim, sudah punya cara untuk mencapai target tersebut. Di antaranya adalah investasi besar-besaran di infrastruktur, ketahanan energi, sistem irigasi, dan sebagainya.
"Perbaiki sistem irigasi yang 40% rusak. Ini yang membuat kita banyak impor," kata Hashim, yang juga adik kandung Prabowo.
Untuk mewujudkan berbagai proyek tersebut, tambah Hashim, butuh dana sekitar US$ 50-60 miliar (Rp 500-600 triliun) setiap tahun. "Itu menurut Bank Dunia, saya sependapat. Kita cari dana selama 5 tahun US$ 300 miliar (Rp 3.000 triliun)," tuturnya.
Hashim menilai dana sebesar itu bukan mustahil didapat. Bahkan tidak perlu meminjam, cukup dari penerimaan pajak dalam negeri.
Menurut Hashim, sekarang hanya 12% dari seluruh wajib pajak yang menyelesaikan kewajiban perpajakan mereka. Jika seluruh potensi wajib pajak berhasil digali, dia yakin pemerintah bakal menerima tambahan penerimaan Rp 500-600 triliun.
"Sekarang hanya 12% yang bayar pajak. Ini kenapa Indonesia selalu kurang dana dan pinjam dari luar negeri," ucap Hashim.
(drk/hds)