Ini Perbandingan MMM dan Reksa Dana

Ini Perbandingan MMM dan Reksa Dana

- detikFinance
Selasa, 12 Agu 2014 13:58 WIB
Jakarta -

Berbagai jenis produk investasi ditawarkan dengan besaran imbal hasil atau keuntungan yang berbeda-beda. Namun, besaran imbal hasil ini tidak dijanjikan secara pasti, bisa naik atau turun.

Berbeda dengan jenis ‘investasi’ MMM atau Mavrodi Mondial Moneybook atau yang lebih dikenal dengan Manusia Membantu Manusia. ‘Investasi’ ini menjanjikan keuntungan fantastis hingga 30% per bulan. Coba bandingkan dengan jenis investasi lainnya seperti reksadana yang produknya memang legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK–CSA) Reza Priyambada mengatakan, dengan keuntungan yang dijanjikan 30% per bulan, tentunya ‘investasi’ jenis ini mengandung banyak risiko. Angka yang cukup tinggi tersebut membutuhkan modal yang tinggi pula untuk membayar setiap keuntungan investor. Artinya, akan ada risiko yang harus ditanggung pengelola, jika dalam bulan tersebut keuntungan yang dibayarkan tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kalau keuntungan sampai 30% per bulan, itu nggak rasional ya. Apalagi dijanjikan pasti. Kalau misalnya ternyata dalam bulan itu nggak bisa bayar 30%, misal hanya bisa bayar 15%, terus yang 15% lagi dari mana? Otomatis akan ambil dana dari investor lainnya dan cashflow akan terganggu,” jelas Reza kepada detikFinance, seperti ditulis Selasa (12/8/2014).

Reza membandingkan dengan instrumen investasi resmi seperti reksa dana. Produk investasi ini memungkinkan investor mendapatkan return atau imbal hasil hingga 18% per tahun untuk reksa dana saham. Angka ini tergantung fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Kurang lebih hampir sama dengan saham, bagaimana mengatur uang dengan baik. Kalau di reksa dana ada sistem keamanan karena uang disimpan di Bank Kustodian, bukan Manajer Investasi. Investasi ini pun memiliki risiko sama halnya dengan berinvestasi di saham. Misalkan ada risiko penurunan unit sehingga Nilai Aktiva Bersih juga bisa berkurang,” terang dia.

Sementara untuk reksa dana pendapatan tetap, lanjut Reza, menawarkan return 9-10% per tahun. Reksa dana jenis ini mengacu pada pergerakan obligasi.

Sedangkan return reksa dana campuran mencapai rata-rata 10-11% per tahun, kemudian dan reksa dana pasar uang return rata-rata per tahun mencapai 8-9%.

“Reksa dana saham memiliki imbal hasil atau keuntungan lebih besar dari jenis reksa dana lainnya. Tapi yang pasti, menaruh uang dengan cara menginvestasikan ke berbagai macam jenis investasi keuntungannya akan berada di atas angka inflasi, bunga bank, dan deposito,” jelas dia.

Namun begitu, Reza menjelaskan, setiap investasi pasti punya risiko. Hal ini sesuai dengan prinsip investasi, semakin tinggi return maka semakin tinggi pula risikonya.

“Investasi di saham dan reksa dana harus tahu sisi risikonya dan harus bisa memilih broker dan Manajer Investasi yang baik. Kalau di saham ada risiko tingkat penurunan nilai,” pungkasnya.

Meski sama-sama berisiko, tetapi Reza menegaskan bahwa investasi di instrumen resmi seperti reksa dana lebih rasional dibandingkan semacam MMM. Risiko yang ada di reksa dana bisa diukur dan diperkirakan, tetapi MMM sangat sulit untuk mengetahuinya.

Apakah Anda punya pengalaman dengan MMM? Silakan berbagi cerita dengan kami dengan mengirimkan e-mail ke alamat redaksi@detikfinance.com.

(drk/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads