Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di Rp 11.685 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.690 per dolar AS.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 9,216 poin (0,18%) ke level 5.175,263. Ancaman krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi memberi sentimen negatif ke lantai bursa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG berkurang 7,860 poin (0,15%) ke level 5.176,619 akibat aksi lepas saham. Investor memilih keluar sejenak dari lantai bursa sampai situasi kembali kondusif.
Indeks sempat positif di awal perdagangan Sesi II sampai ke posisi tertingginya di 5.192,829. Banyak saham unggulan dan lapis dua yang melemah terkena aksi jual.
Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (29/8/2014), IHSG anjlok 47,616 poin (0,92%) ke level 5.136,863. Sementara Indeks LQ45 Jatuh 13,993 poin (1,58%) ke level 869,196.
Aksi jual semakin ramai menjelang penutupan perdagangan. Saham-saham unggulan dan lapis dua jadi sasaran aksi jual.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 171.908 kali dengan volume 6,117 miliar lembar saham senilai Rp 5,43 triliun. Sebanyak 137 saham naik, 169 turun, dan 85 saham stagnan.
Bursa Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan mixed. Krisis geopolitik antara Rusia dan Ukraina memberi sentimen negatif.
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional sore ini:
- Indeks Nikkei 225 melemah 35,27 poin (0,23%) ke level 15.424,59.
- Indeks Hang Seng naik tipis 1,06 poin (0,00%) ke level 24.742,06.
- Indeks Komposit Shanghai menguat 21,38 poin (0,97%) ke level 2.217,20.
- Indeks Straits Times menipis 2,50 poin (0,08%) ke level 3.327,72.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 1.075 ke Rp 31.025, BCA (BBCA) turun Rp 650 ke Rp 11.200, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 600 ke Rp 54.000, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 500 ke Rp 25.500.
(ang/hds)