Dari jumlah tersebut, porsinya adalah pinjaman proyek dan program 37%, serta Surat Berharga Negara (SBN) 63%.
"Utang jatuh tempo untuk tahun 2015 adalah Rp 108 triliun," kata Andin Hadiyanto, Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan saat rapat dengan Badan Anggaran DPR di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Kamis (18/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pinjaman dalam negeri (neto) adalah Rp 1,6 triliun dengan penarikan Rp 2 triliun dan pembayaran cicilan pokok pinjaman negatif Rp 400 miliar.
Untuk SBN, penerbitan tahun depan direncanakan Rp 304,9 triliun. SBN belum dapat diputuskan karena menunggu kesepakatan defisit anggaran antara pemerintah dan DPR.
"Pada RAPBN 2015, ditargetkan defisit 2,32% PDB atau Rp 257,6 triliun," kata Andin.
(mkl/hds)











































