Demi BBM Subsidi, Pertamax Impor 'Turun Kelas' Jadi Bensin Premium

Demi BBM Subsidi, Pertamax Impor 'Turun Kelas' Jadi Bensin Premium

- detikFinance
Kamis, 04 Des 2014 17:35 WIB
Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Faisal Basri menyebut PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), mengimpor bensin untuk keperluan dalam negeri. Sebanyak 70% kebutuhan bensin Premium saat ini disokong dari impor.

Ternyata, BBM jenis premium yang dibeli Pertamina aslinya merupakan bensin RON 92 alias Pertamax. Alasannya, di pasaran dunia bensin RON 88 sudah tidak ada. Alhasil, Petral membeli bensin RON 92 yang kemudian diturunkan kualitasnya atau downgrade menjadi RON 88.

"Di dunia nggak ada bensin RON 88. Makanya di MoPS (Mean of Platts Singapore) nggak ada poin RON 88. Padahal yang kita jual itu RON 88. Maka pemenang tender (perusahaan trading atau oil company) dia beli RON 92, dia beri nafta untuk di-blending (dicampur) agar jadi RON 88," kata Faisal di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (4/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses pengolahan dari bensin RON 92 menjadi RON 88 dilakukan di luar Indonesia. Alasannya, dari 5 kilang di Indonesia, hanya 1 di Balongan yang memiliki kemampuan mengolah bensin RON 92. Sehingga Faisal menegaskan, tidak ada proses downgrade Pertamax ke Premium di Indonesia.

"Premium kan 70% diimpor, 30% dari dalam negeri. Sebagian besar kilang kita nggak produksi bensin di atas RON 88. Yang biasanya hanya di Balongan untuk RON 88 dan RON 92," jelasnya.

Secara hitungan ekonomi, Faisal memandang, harga bensin RON 88 sewajarnya lebih murah daripada bensin RON 92. Namun, ada proses perubahan RON yang diduga memicu pembengkakan harga.
Β 
Oleh karena itu, Faisal meminta data selama 5 tahun terakhir tentang pengadaan impor Premium dari Petral.

"Harga RON 88 sama dengan 98% dari RON 92. Tapi proses belum tentu lebih murah. Maka kita minta data realisasinya, kwitansinya berapa. Itu ada di Petral dan ISC (Integrated Supply Chain). Saya minta datanya," jelas Faisal.

(feb/dnl)

Hide Ads