Mimpi ini diharapkan terwujud dalam 5 tahun ke depan. Tugas tersebut akan diserahkan kepada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Republik Indonesia.
"Tapi saya bermimpi, LAPAN dalam masa 5 tahun atau 4 tahun ke depan bisa luncurkan sendiri satelit yang punya manfaat penginderaan jarak jauh sekaligus bisa telekomunikasi," kata Nasir saat acara seminar nasional penerbangan dan antariksa 2014 di Menara BPPT, Thamrin, Jakarta, Rabu (10/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membantu pembiayaan, Kemenristek Dikti melakukan penghematan anggaran. Alokasi penghematan akan dipakai membiayai pengembangan riset strategis seperti satelit.
"Berapa cost yang harus dikeluarkan selama 5 tahun ke depan untuk luncurkan satelit pakai roket yang ada," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan dalam 5 tahun ke depan akan mengembangkan dan meluncurkan satelit untuk penginderaan jarak jauh. Tahun depan, LAPAN berencana meluncurkan satelit mikro, LAPAN A2.
"LAPAN sudah punya kemampuan khusus untuk pengembangan satelit sendiri atau satelit mikro, tahun depan diluncurkan," ujarnya.
Thomas menerangkan pihaknya belum mampu memproduksi dan meluncurkan satelit telekomunikasi dalam 5 tahun ke depan karena kebutuhan dana cukup besar. Untuk mengembangkan satelit dan fasilitas penunjang, diperlukan dana sekitar Rp 4,5 triliun.
"Bahwa tahapan kita harus jelas. Bisa luncurkan dari wahana sendiri. Cita-cita tampaknya yang mungkin 5 tahun ke depan adalah satelit penginderaan jarak jauh kalau telekomunikasi belum," sebutnya.
(feb/hen)











































