Seluruh aktivitas impor minyak mentah dan BBM PT Pertamina (Persero) dilakukan oleh Integrated Supply Chain (ISC), bukan lagi oleh PT Pertamina Energy Trading (Pertral). Tahun ini Pertamina butuh impor BBM dan minyak mentah 300 juta barel.
Vice President ISC, Daniel S. Purba mengatakan, tahun lalu 6 kilang minyak Pertamina dapat mengolah minyak mentah sebanyak 853.960 barel per hari.
"Dari jumlah itu, 61% berasal dari pasokan minyak mentah dalam negeri atau sebanyak 520.420 barel per hari, sementara sisanya 39% atau 333.540 barel per hari berasal dari impor dari luar negeri," ujar Daniel di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (17/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun lalu, dibutuhkan impor 1.309 barel per hari untuk pertamax, premium sebanyak 115.400 barel per hari, avtur sebanyak 6.149 barel per hari, dan solar sebanyak 32.140 barel per hari.
"Tahun ini, kilang kita ditargetkan mampu mengolah 862.070 barel per hari, dengan pasokan dalam negeri sebanyak 555.430 barel per hari, atau 64%. Dan impor sebanyak 306.460 barel per hari atau 36%," kata Daniel.
"Artinya kita tahun ini butuh impor minyak mentah sebanyak 9 juta barel per bulan, atau 336.000 barel per hari, dan impor premium 115 juta barel setahun, dan solar 32 juta barel setahun. Total minyak mentah dan BBM yang diperlukan impor tahun ini sebanyak 300 juta barel per hari," ungkap Daniel.
"Rinciannya, impor premium, avtur, solar, dan pertamax mencapai 200 juta barel setahun, dan minyak mentah 100 juta barel setahun," imbuhnya.
Daniel menambahkan, setiap bulan Pertamina akan aktif membuka tender impor minyak.
"Ini tentu tantangan kita cukup berat, bagaimana mencari minyak mentah dan BBM setiap bulannya, sementara harga minyak mentah dan BBM setiap detik berubah, bagaimana kita bisa menyeleksi minyak mentah yang dalam memberikan penghematan bagi Pertamina," tutup Daniel.
(rrd/dnl)











































