Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, mengatakan penurunan itu disebabkan pergeseran pola konsumsi masyarakat. Salah satunya karena konsumsi mie instan yang tinggi.
"Konsumsi beras masyarakat turun karena banyak makan mi instan, keripik, camilan. Kamu suka makan mi juga kan? Nah, itu berpengaruh," kata Amran menjawab pertanyaan awak media di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (20/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kosumsi beras kita tidak sebesar yang kita anggap selama ini. Oleh sebab itu, kalau konsumsi sudah jelas maka kita perlu kalkulasi kembali tentang tingkat produksi," tutur Sofyan.
Andrinof Chaniago, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, menyebutkan dengan 114 kg/kapita/tahun maka kebutuhan masyarakat adalah 28 juta ton setara beras. Sebelumnya, diperkirakan butuh 73 juta ton gabah kering giling (GKG) untuk mencapai swasembada pangan.
"Dari hitungan verifikasi ulang, ndak perlu sampai segitu (73 juta ton). Kemungkinan besar produksi kita optimistis surplus. Itu yang kita akan verifikasi lebih lanjut," sebut Andrinof.
(hds/hen)











































