Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Istana Negara, Senin (6/4/2015)
"Target mereka itu sesuai dengan Inpres 2,7 juta ton, tetapi presiden minta supaya Bulog menyerap lebih dari itu maksimum 4-4,5 juta ton," kata Sofyan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengadaan beras itu tidak tercapai, karena misalnya tingkat gabah kering kadar airnya, karena kadar air tinggi, tidak memenuhi syarat. Kemudian, kedua tingkat broken, tingkat broken dari pada beras itu sendiri, akibatnya Bulog sampai sekarang itu pengadaannya masih terbatas," katanya.
Ia mengakui, penyerapan beras Bulog rendah karena Bulog ketat dengan penyerapan beras yang kualitas. Namun hal ini bisa diatasi dengan cara pengadaan beras melalui pengadaan beras komersial atau di luar anggaran pemerintah.
"Mereka yang akan dibeli ini adalah pengadaan komersial yang lebih fleksibel. tidak terlalu bergantung pada broken," katanya.
Sofyan juga menegaskan tak akan ada impor beras tahun ini, targetnya seluruh pengadaan beras Bulog dari dalam negeri. "Enggak ada impor, dalam negeri semua," katanya.
(mkl/hen)