Kerja sama kedua belah pihak telah dituangkan melalui penandatangan Pokok-pokok Perjanjian (HoA) Utilisasi Terminal LNG Bojonegara. Penandatangan dilakukan oleh Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani dan Solihin Kalla selaku Direksi PT Bumi Sarana Migas, yang disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Menurut Dwi, pembangunan infrastruktur menjadi syarat utama dalam rangka memanfaatkan bahan bakar gas. "Karena jika infrastruktur sudah terpasang maka akan tercipta permintaan," kata Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulis, Senin (13/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan terminal LNG di Bojonegara ini diharapkan bisa berjalan lancar dan rampung dalam waktu tiga tahun. Sesuai dengan kesepakatan bersama, proyek ini ditargetkan selesai pada 2019. Selanjutnya, Pertamina akan menggunakan seluruh fasilitas tersebut selama 20 tahun.
Dalam kesempatan yang sama, Solihin menyatakan siap berkomitmen menggarap proyek terminal LNG. "Mudah-mudahan kami bisa penuhi proyek ini dalam tiga tahun sehingga bisa bersama-sama membangun industri gas dalam negeri," ujarnya.
Proyek pembangunan terminal gas cair ini sendiri telah dimulai melalui tahapan pra-studi kelayakan untuk pembangunan land base. Sebelumnya, kedua belah pihak sudah mengadakan studi bersama mengenai rencana pembangunan land base terminal LNG Bojonegara.
Dihubungi terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro membenarkan PT Bumi Sarana Migas adalah perusahaan milik Solihin Kalla.
Meski Solihin merupakan anak dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wianda mengatakan, kerjasama ini murni kerjasama bisnis tanpa campur tangan pemerintah.
"Kebetulan kalau nggak salah mereka (Bumi Sarana Migas) itu memiliki lahan di lokasi tersebut (Bojonegara), jadi ini pengembangan bisnis mereka untuk memasok gas ke kawasan tersebut," jelas Wianda.
Dalam melakukan kerjasama ini, Wianda mengatakan, Pertamina melakukan uji kelayakan terlebih dahulu.
(dnl/hen)











































