Kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) akan menghubungkan Cibubur di Jakarta Timur hingga Dukuh Atas di Jakarta Pusat. Proyek LRT fase 1A, yakni rute Cibubur-Dukuh Atas akan menelan biaya sekitar Rp 10 triliun. Proyek transportasi massal tersebut akan dikembangkan dan dikelola oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Lantas bagaimana Adhi Karya memperoleh pendanaan?
Direktur V Adhi Karya, Pundjung Setya Brata menjelaskan, perseroan memperoleh dana dari hasil penerbitan saham baru atau rights issue. Total dana yang ditargetkan dari pasar modal ini Rp 2,75 triliun.
Dana tersebut sudah termasuk setoran dana segar pemerintah dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 1,4 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisanya akan diperoleh dari pinjaman perbankan. Pudjung optimistis, dana awal tersebut bisa dipakai memulai pembangunan moda proyek LRT pada 17 Agustus 2015.
"Dari itu cukup untuk generate proyek LRT fase 1A (rute Cibubur-Dukuh Atas)," ujarnya.
Selain bantuan finansial, Adhi Karya memperoleh dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini izin juga didukung oleh Presiden. Ini sedang dipercepat," jelasnya. (feb/dnl)