Salah satu hambatan terbesar pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (PLTN) di Indonesia adalah penolakan masyarakat, dengan alasan takut terkena radiasi. Namun ini tidak berlaku pada warga di Kalimantan Barat (Kalbar) dan Bangka Belitung (Babel), yang justru meminta PLTN.
"Paling agresif sekarang itu Kalbar dan Babel, Gubernurnya minta dan masyarakat siap dibangun PLTN," kata Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Rida Mulyana, kepada detikFinance, Jumat (8/5/2015).
Pihaknya, kata Rida, juga sudah memastikan sendiri, bahwa masyarakat di dua daerah tersebut mendesak agar pemerintah segera membangun PLTN di daerahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rida mengakui, apalagi kedua daerah tersebut memang sangat cocok dibangun PLTN, selain pasokan bahan baku tersedia, daerahnya bebas gempa dan tsunami.
"Apalagi masyarakatnya di sana juga merasa lebih aman, karena bukan daerah gempa dan tsunami. Meskipun belum ada satupun PLTN rusak atau meledak gara-gara gempa bumi," ujarnya.
Namun sayangnya, pemerintah sampai saat ini belum memikirkan untuk pembangunan PLTN di Indonesia. Nuklir masih menjadi pilihan terakhir untuk pembangunan kelistrikan, pasalnya pemerintah masih menganggap masih banyak energi lain yang lebih murah dimanfaatkan untuk listrik mulai batu bara, gas bumi, sampai energi baru terbarukan yang potensinya masih sangat besar.
(rrd/dnl)