Proyek-proyek tersebut di luar dari proyek rel kereta perkotaan yang digarap BUMN atau swasta seperti Light Rail Transit (LRT) dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Jonan mengatakan pembangunan rel kereta mencakup di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Misalnya di Sumatera akan membentang dari Palembang-Sumatera Utara dan Sumatera Utara-Aceh. Sementara itu, di Kalimantan dari Pontianak-Balikpapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi total dalam 5 tahun ini total panjangnya akan 5.000 km lebih sedikit lah. Kami makanya membangunnya itu menyambung rel itu. Untuk perkeretaapian yang komersial itu diserahkan ke pemda, dan swasta atau BUMN. Kami hanya sebagai regulator," katanya di acara Indonesia Transportation Forum di Gedung 88, Jumat (8/5/2015)
Menurut Jonan proyek kereta komersial seperti LRT di Jakarta tak masalah dibangun asalkan tak memakai dana APBN. LRT rencananya akan dibangun dari Bekasi-Cibubur Jakarta oleh BUMN Adhi Karya.
"Bangun light rail itu mungkin Rp 15 triliun. Saya bilang oke, non APBN saja. Kenapa kalau Rp 15 triliun," katanya.
Ia mengatakan, pembangunan rel kereta yang dibangun pemerintah memang fokus pada luar Jawa. Hal ini untuk mengejar ketertinggalan pembangunan di luar Jawa.
"Kalau di Jakarta yang dibangun, itu nanti saudara kita yang tinggal di Kalimantan pasti ribut," katanya.
(zul/hen)