Walau ekonomi lebih dan pejabat dilarang menerima parcel, namun tak membuat para pedagang musiman ini kehilangan pasar. Bahkan beberapa pedagang parcel musiman ini dapat meraup omzet Rp 500 juta dalam seminggu.
Seperti diungkapkan Wahyu Hidayat, seorang penjual parsel Cikini yang ditemui detikFinance mengaku, dalam sehari omzet dirinya mencapai Rp 500 juta dalam seminggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga parsel yang ditawarkannya pun beragam. "Paling mahal kalau makanan Rp 2,1 juta yang isinya 30 item, paling murah yang Rp 175 ribu isinya 6 item makanan," jelasnya.
Sementara untuk parsel berisikan keramik seperti cangkir, piring dan barang pecah belah, Wahyu menjualnya paling murah seharga Rp 500 ribu, dan yang termahal Rp 3 juta.
"Tapi kalau yang paling laku, mau yang makanan atau yang minuman harganya yang antara Rp 800-700 ribu, yah itu kalau hari kerja laku di atas 50 parsel lebih," katanya.
Kendati demikian, sambungnya, puncak penjualan hanya terjadi di pekan ketiga Ramadhan. "Mulai ramai minggu kedua, paling ramai minggu ini. Minggu depan udah sepi mau deket Lebaran," tambah Wahyu.
Pedagang parsel Cikini lainnya, Kaisya menuturkan, dalam sepekan terakhir, dirinya juga bisa menjual rata-rata 50 parsel setiap harinya.
"Adalah 40-50 parsel sehari. Kalau saya cuma jual satu jenis aja. Isinya 15 jenis makanan yang dijual satu paketnya Rp 350 ribu," imbuhnya.
Ini berbeda dengan dengan para pedagang parcel yang sehari-hari berdagang parcel di Cikini. Mereka mengaku omzet tahun ini turun 30%.
(rrd/dna)