Masing-masing negara punya 'jagoannya' masing-masing, bila Jepang punya kereta cepat Shinkansen yang sudah tersohor, sementara itu China punya China Railway High-speed (CRH).
Namun saat ini, Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) sudah selangkah lebih maju, karena sudah punya studi yang detil soal proyek ini dibandingkan dengan pesaingnya dari China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal keselamatan dan lain-lain tentu saya kira Jepang lebih baik. Kita lihat 50 tahun Shinkansen belum pernah terjadi kecelakaan, sudah teruji. You lihat lah semua apapun yang bergerak Jepang itu lebih baik, kita lihat dari segala sudut, tidak bisa hanya kualitasnya saja, nantilah," kata Sofjan saat ditanya apakah pemerintah condong memilih Jepang, di kantor Wapres, Selasa (14/7/2015)
Sofjan mengatakan, bila tak ada aral melintang, tahun ini investor proyek sudah ada yang ditunjuk pemerintah, dan proyek sudah bisa dimulai. Alasannya studi kelayakan proyek sudah selesai, Detail Engineering Design (DED) sudah rampung, termasuk soal perhitungan tarifnya, waktu tempuh Jakarta-Bandung, total investasinya terutama yang sudah dilakukan oleh JICA Jepang.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, hasil studi Japan International Coorporation Agency (JICA) memilih Stasiun Manggarai dan Stasiun Dukuh Atas sebagai lokasi keberangkatan kereta cepat.
Di sisi lain, kereta cepat yang melibatkan konsorsium oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal China, berencana memulai pembangunan kereta cepat dengan rute Bandara Halim di Jakarta ke Gedebage di Bandung.
(hen/dnl)