Pemerintah sebenarnya sudah menawarkan agar pilar retak itu diperkuat saja tanpa perlu pembongkaran. Namun pihak Kajima Corporation yang merupakan kontraktor pelaksana konstruksi jalan tol ini, menolak dan tetap memilih langkah pembongkaran.
"Mereka tidak ingin kegagalan mereka diingat dimasa mendatang. Jadi lebih baik pilar gagal itu dihancurkan saja dan mereka membangun kembali pilar yang baru," kata Direktur Jenderal Binamarga Kementerian PUPR Hediyanto W Husaini, di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (29/7/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini, kata dia, berbeda jauh dengan yang umumnya dilakukan para kontraktor Indonesia. Tanpa menyebut siapa kontraktor Indonesia yang dimaksud, Hediyanto mengatakan bahwa banyak kontraktor Indonesia yang justru menutup-nutupi kegagalan konstruksi, hingga terbukti di kemudian hari ketika pekerjaan yang dilakukannya rusak total.
"Kita harus tiru semangat ini. Jangan yang rusak ditutup-tutupi. Lebih baik hancurkan sekalian dan bangun dari ulang," pungkas dia.β
(dna/dnl)