Pulau karantina tersebut, nantinya akan difungsikan untuk memastikan sapi-sapi yang didatangkan dari negara-negara yang dinyatakan masih belum bebas penyakit sapi (zone based) seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kapala Pusat Karantina Hewan dan Sumber Daya Hayati Hewani Badan Karantina Kementan Sujarwanto menuturkan, pembangunan pulau karantina sapi ini dilakukan dengan meniru konsep karantina sapi yang sudah sukses dilakukan Selandia Baru atau New Zealand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sujarwanto mengungkapkan, keberhasilan impor sapi indukan yang diseleksi di pulau karantina tak hanya menjadikan Selandia Baru sukses melakukan swasembada daging sapi, namun juga membuat negara itu menjadi salah satu pengekspor daging sapi dan produk olahan sapi terbesar di dunia.
Selain Selandia Baru, beberapa negara juga suskses melakukan swasembada daging dengan memulainya dari pulau karantina. βYang punya pengalaman pulau karantina itu Selandia Baru, Turki, Australia, Jepang juga pernah,β katanya.
Sujarwanto mengungkapkan, kendala saat ini, Kementan belum memiliki data jumlah populasi pasti sapi betina di dalam negeri. Kondisi ini membuat kementeriannya belum bisa menargetkan swasembada sapi dengan kehadiran pulau karantina tersebut.
βKalau melihat peruntukan pulau karantina itu hanya sepanjang kebutuhan daging sudah terpenuhi. Negara-negara yang sudah punya pulau karantina hanya pakai sampai batas nggak impor lagi. Kita harapkan Indonesia juga nanti setelah ada pulau ini. Di New Zealand pulau karantinanya jadi pulau wisata setelah mereka swasembada,β kata Sujarwanto.
(hen/hen)











































