Kumpulkan Peternak, Mentan Amran Cari Pemicu Lonjakan Harga Ayam

Kumpulkan Peternak, Mentan Amran Cari Pemicu Lonjakan Harga Ayam

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 20 Agu 2015 17:55 WIB
Jakarta - Sore ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumpulkan para peternak unggas di Kementerian Pertanian (Kementan), Jalan Ragunan, Jakarta Selatan. Tujuannya untuk membahas penyebab melambungnya harga daging ayam hingga Rp 40.000/kg di pasaran.

Pertemuan yang dihadiri oleh 50 orang peternak ini dimulai pada pukul 16.15 WIB dan berlangsung sekitar 45 menit hingga pukul 17.00 WIB.

"Baru saja kita selesai diskusi, ternyata fluktuasi harga ayam baru-baru ini disebabkan beberapa hal," kata Amran usai pertemuan dengan para peternak di Kantornya, Jakarta, Kamis (28/8/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amran menjelaskan, penyebab utama kenaikan harga ayam karena berkurangnya suplai dari peternak. Sebab, para peternak tidak melakukan pemeliharaan ketika libur panjang lebaran pada 13-20 Juli 2015.

Dampaknya menyebabkan pasokan ayam berkurang ke pasar. "Pertama saat libur panjang lebaran, peternak tidak melakukan pemeliharaan ayam, tidak chick in. Terjadi karena libur lebaran, tepatnya 13-20 Juli," kata Amran.

Kekurangan stok bibit ayam berdampak pada penggemukan ayam di peternak. Selama ini proses penggemukan memakan waktu hingga sebulan. Amran mengklaim, stok ayam saat ini sudah kembali normal karena ayam-ayam sudah siap dipotong.

"Stok kurang, tapi hari ini sudah normal kembali," ujarnya.

Ia menambahkan, harga ayam di tingkat peternak stabil, tidak mengalami lonjakan sejak lebaran, sehingga seharusnya harga tidak sampai Rp 40.000/kg di pasar.

"Harga berada pada Rp 17.000-20.000 per kg di peternak, tidak pernah berubah sesungguhnya, tetap seperti sebelum Ramadhan. Harga tidak mungkin mencapai Rp 40.000/kg" tukasnya.

Amran berharap harga ayam di pasaran bisa segera stabil dalam 1-2 hari ke depan. Bila harga masih tinggi, pihaknya bersama para peternak siap menggelar operasi pasar.

"Kita sepakat siap operasi pasar manakala harga tidak terkendali," katanya.

(hen/hen)

Hide Ads