"Proyek ini sudah tertunda selama 4 tahun. Oleh sebab itu saya kemarin memberi target ke menteri, supaya 6 bulan sejak dilantik harus selesai," kata Jokowi dalam sambutannya di acara Construction Kick Off PLTU Batang Jawa Tengah 2 x 1.000 MW dan Peresmian Program Elektrifikasi 50 Lokasi di Pulau Terdepan dan Daerah Perbatasan, di Batang, Jawa Tengah, Jumat (28/8/2015).
Jokowi tidak ingin lagi PLTU yang menelan biaya investasi lebih dari Rp 40 triliun tersebut kembali mandek, sehingga ia akan memantau terus kelanjutan proyek ini. Proyek ini mandek terutama karena masalah pembebasan lahan yang berlarut-larut karena ada penolakan beberapa warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, proyek listrik ini penting, karena setiap kunjungan kerja ke daerah, keluhan rakyat yang disampaikan kepadanya adalah listrik yang sering mati alias byar-pet.
"Karena setiap saya ke kabupaten di daerah manapun terutama di luar Jawa selalu keluhannya, 'Pak listriknya byar-pet, Pak listriknya mati 6 jam, Pak listriknya mati 5 kali, Pak listriknya hanya menyala siang saja'. Oleh sebab itu proyek listrik ini jangan lagi tertunda," katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo ini menegaskan, listrik perannya sangat berarti terutama bagi rakyat yang ada di daerah-daerah terpencil.
"Listrik mengalir, apa yang kita lihat akan luar biasa. Anak-anak bisa belajar, nelayan bisa membeli freezer (mesin pendingin), ibu-ibu bisa menjahit, industri besar bisa berjalan, hotel bisa beroperasi. Industri dari yang kecil sampai yang besar bisa jalan semua," tutup Jokowi.
(rrd/hen)











































