Lalu bagaimana dengan tahun depan? Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menuturkan, pertumbuhan ekonomi tahun depan menjadi salah satu pembicaraan dalam pertemuan G20 di Turki akhir pekan lalu.
Ada beberapa indikasi yang mengarahkan ekonomi di tahun depan diproyeksi lebih baik dari 2015. Salah satunya soal rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada sisi lain, China juga diperkirakan tidak akan memperpanjang kebijakan devaluasi atas mata uangnya, Yuan. Diketahui, beberapa waktu lalu China mendevaluasi Yuan dua kali, yakni 1,9% dan 1,6%.
"Tahun depan mungkin prospeknya lebih baik. Karena lebih ada kepastian soal AS, China juga devaluasinya mungkin sudah terbatas lagi. Jadi kepastian itu lebih ada di 2016, dibanding 2015 menjelang akhir," papar Bambang saat meninggalkan Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/9/2015)
Terlepas dari persoalan eksternal, perekonomian dalam negeri juga harus diperkuat sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).β Paket kebijakan ekonomi yang tengah dirancang juga merupakan bagian dari penguatan.
"Kita harus jaga ekonomi, fundamental makro harus dijaga sampai akhir tahun ini, kemudian paket kebijakan harus memuat hal-hal yang berdampak signifikan buat ekonomi kita. Apa menjaga daya beli masyarakat, menarik inflow, maupun juga mendorong deregulasi. Harus ada message itu," terangnya.
(mkl/ang)