Ekonom Akui, Utang China Rp 39 T ke BUMN Bikin Rupiah Kuat

Ekonom Akui, Utang China Rp 39 T ke BUMN Bikin Rupiah Kuat

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Senin, 12 Okt 2015 14:08 WIB
Jakarta - Pekan lalu nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah tajam terhadap rupiah. Banyak faktor yang membuat dolar AS keok, salah satunya adalah kucuran pinjaman dari China.

Tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebelumnya sudah menandatangani perjanjian kredit dengan Bank Pembangunan China (China Development Bank/CBD), senilai US$ 3 miliar, atau sekitar Rp 39 triliun dengan kurs Rp 13.000.

Sebelumnya, utang ini nilainya Rp 42 triliun ketika kurs dolar AS berada di Rp 14.000-an. Tiga bank BUMN tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonom BCA David Sumual mengatakan, pinjaman tersebut tidak semua diberikan dalam bentuk dolar AS, sebagian kecil berupa yuan China.

"Tapi memang lebih banyak dolar. Sebanyak 70% dolar AS, sisanya yuan. Memang sangat berpengaruh ke market (pasar keuangan)," katanya kepada detikFinance, Senin (12/10/2015).

Selama satu pekan terakhir ini, kata David, dana asing memang membanjiri pasar keuangan RI, mulai dari pasar modal hingga perbankan. Salah satunya adalah pinjaman dari negeri Tirai Bambu.

"Dari seminggu kemarin net buy asing selalu positif. Iya, termasuk itu (pinjaman dari China)," ujarnya.

Selain itu, kata David, masih ada sentimen positif lain yang membuat rupiah terus menguat. Seperti contohnya, paket kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga aksi korporasi emiten di pasar modal.

"Apalagi ada sentimen positif HM Sampoerna rights issue, paket kebijakan juga positif. Rupiah sudah dalam fundamentalnya, fundamental rupiah di Rp 13.400-13.900," katanya.

Meski banyak sentimen positif, tapi pelaku pasar sebaiknya hati-hati juga. Sebab, lanjut David, Wakil Gubernur The Fed sempet bilang ada kemungkinan AS naikan suku bunga tahun ini.

"Jadi ada kemungkinan dolar menguat lagi," tambahnya.

(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads