"Jumlahnya (beras) tentu saja ada perjanjiannya. Ada kesepakatan kalau diorder angkanya sekian. Nggak sampai 1 juta ton," kata Darmin usai rapat kerja di Badan Anggaran DPR, Jakarta, Selasa (13/10/2015).
Darmin mengungkapkan, pemerintah ingin memesan lebih banyak beras untuk berjaga-jaga akibat ancaman El Nino 2015. Namun, surplus produksi beras dari kedua negara itu sudah diborong oleh โFilipina yang juga importir beras, sehingga Indonesia tidak bisa mendapatkan beras lebih dari 1 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan kontrak awal yang telah dibuat Indonesia dengan Vietnam dan Thailand, beras akan dikirim sebulan setelah order. Kedua negara telah siap memasok beras ke Indonesia.โ
"Kalau kita order, kita bayar, dia kirim. Sebulan setelah order selesai, beras dikirim," ucap Darmin.
Darmin juga memberikan catatan, beras asal Vietnam dan Thailand tersebut belum pasti masuk ke Indonesia meski telah ada pembicaraan dan perjanjian awal.
Bila ternyata dampak El Nino tidak sebesar yang dikhawatirkan dan produksi dan stok beras di dalam negeri masih mencukupi, beras yang diimpor akan dijual lagi ke negara lain, tidak masuk ke Indonesia. Keputusan final soal impor beras akan dibuat pada November mendatang.
"Kalau ternyata tidak perlu (beras impor), tidak perlu kita datangkan (ke Indonesia), kita jual lagi saja. Kita yakin bisa laku dan tidak akan rugi.โ Kita tunggu November-Desember," tutupnya.โ
(hen/hen)