"Sekarang ada modus baru, kapal-kapal eks asing mau dijual murah ke perusahaan Indonesia supaya bisa jalan lagi (tangkap ikan). Tapi kan itu tidak bisa," ujar Susi ditemui di Kantornya, usai meresmikan kantor baru Satgas Anti Illegal Fishing, Selasa (15/12/2015).
Susi bahkan mengungkapkan, ada pejabat tinggi negara yang melakukan modus serupa, yakni membeli kapal eks asing tersebut, dengan alasan harganya lagi murah, tapi Susi menyadari bahwa cara itu merupakan salah satu modus untuk kembali melakukan pencurian ikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan komitmennya untuk terus memberantas pencurian ikan di perairan Indonesia. Apalagi dengan tambahan peralatan modern di Kantor Satgas Illegal Fishing, Susi menargetkan sudah tidak ada lagi muncul cerita Hai Fa baru (kapal pencuri ikan) atau tidak ada lagi pencurian ikan di Indonesia.
"Kita punya lengkap monitoringnya, layarnya pakai satelit, dari AIS, VMS, ada lima lah pokoknya. Targetnya mengeliminasi dan menghabiskan kegiatan ilegal fishing di semua wilayah di mana saja, kan mereka nyolongnya tergantung musim tangkap dan pergerakan ikan. Ada yang di atas (utara), ada yang di bawah (selatan)," ungkap Susi lagi.
Saat ini kata Susi, para pencuri ikan bergerak ke wilayah timur Indonesia, dia juga sudah tahu modus yang digunakan para pencuri ikan tersebut.
"Sekarang musim banyak di Utara, di Sulawesi Utara, Morotai, Papua ke atas, Sulawesi atas dan modus baru adalah kapal-kapal dari Bitung ke tengah, Dari tengah dia tukar nelayannya dengan nelayan Filipina," tutup Susi.
(rrd/hns)











































