Alasannya, data yang dimiliki pemerintah masih kurang akurat karena belum diketahui dengan pasti berapa sebenarnya stok GKP yang ada di dalam negeri.
"Impor gula masih akan dibicarakan lagi karena kita mau evaluasi dulu ketersediaan gula kita sampai berapa," kata Deputi II Bidang Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud, usai Forum Dialog HIPMI di Menara Bidakara, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita masih punya stok lebih dari 800.000 ton, jadi kita masih punya waktu 4 bulan untuk mengevaluasi kembali (kuota impor GKP)," ujar Musdhalifah.
Selain itu, diperkirakan akan ada produksi kurang lebih 200.000 ton GKP sampai Mei 2016.
"Ada panen juga sebanyak 200.000 ton gula dari Januari-Mei di wilayah Sumatera," imbuhnya.
Sebelumnya, Rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian pada 28 Desember 2015 lalu memutuskan bahwa akan dilakukan impor gula putih oleh Perum Bulog untuk konsumsi masyarakat. Kuota yang ditetapkan yaitu tidak lebih dari 200.000 ton untuk 2016.
"Kalau gula itu kita tidak bicara gula industri. Kita bicarakan gula putih. Gula putih kita impor untuk jaga-jaga. Impor akan dilakukan Bulog saja, nggak sampai 200.000 ton setahun. Nggak terlalu banyak. Itu akan dilakukan oleh Bulog," jelas Menko Perekonomian Darmin Nasution.
(feb/feb)