Ketua Umum Federasi Perunggasan Indonesia (FMPI), Don Utoyo mengungkapkan, jika masih terus berlanjut, kondisi sulit ini bakal jadi pukulan telak buat peternak ayam yang jumlahnya mencapai 12 juta keluarga.
Jumlah tersebut meliputi peternak plasma yang bekerjasama dengan perusahaan besar, dan peternak mandiri yang umumnya dikelola dengan modal pas-pasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, kondisi sulit belum termasuk dampak negatif secara langsung pada masyarakat bawah akibat kenaikan harga daging ayam dan telur.
"Sudah sangat sulit kondisinya. Nanti kalau sudah begini bukan cuma peternak yang demo, nanti rakyat pada demo karena harga-harga naik," ujar Utoyo.
Utoyo menjelaskan, untuk setiap kenaikan harga jagung Rp 100/kg, akan menaikkan harga pokok produksi (HPP) daging ayam sebesar Rp 80/kg.
"Saat ini telah terjadi kenaikan harga jagung Rp 3.300/kg, artinya telah ada kenaikan HPP ayam sebesar Rp 2.640 atau sekitar 15% hanya dalam 2 bulan. Kondisi ini akan terus berlanjut," ujar Utoyo. (wdl/wdl)











































