Perusahaan Korea Tertarik Investasi Farmasi di RI

Perusahaan Korea Tertarik Investasi Farmasi di RI

Wahyu Daniel - detikFinance
Minggu, 14 Feb 2016 16:54 WIB
Foto: Humas Kemenperin
Gresik - Salah satu keran investasi yang dibuka lebar hingga 100% adalah industri farmasi. Bahan baku obat yang 90% masih impor adalah salah satu penyebabnya.

"Bapak presiden beberapa kali menyampaikan bahwa bahan baku obat lebih dari 90% impor. Bagaimana agar importasi ini dikurangi tentu saja membagun industri penghasil bahan baku obat di dalam negeri," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin saat melakukan kunjungan kerja ke Java Integrated Industrial Ports and Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, Minggu (14/2/2016).

Saleh mengatakan, jika industri farmasi bisa dibangun di dalam negeri, maka akan bisa mengurangi devisa dan harga obat akan turun. Selain itu, adanya keuntungan multi effect juga menjadi nilai tambah industri farmasi yang dibangun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biar pun investor asing yang masuk, tapi tenaga kerjanya kan orang kita sendiri. Serapan multi effect nya juga jauh lebih dapat meski itu asing atau lokal yang membangun seperti penginapan, transportasi, restoran, dan pembangunan bangunan industrinya sendiri," lanjut Saleh.

Saleh mengaku, sudah ada investor yang tertarik untuk berinvestasi farmasi di Indonesia. Indonesia juga akan belajar dari negara yang industri farmasinya jauh lebih berkembang.

"Minggu lalu saya berkunjung ke pabrik Cikarang, ada perusahaan Korea yang ingin kerjasama dengan Kalbe Farma. Bapak presiden juga mungkin akan berkunjung ke India yang industri farmasinya berkembang pesat," tandas Saleh. (dnl/drk)

Hide Ads