"Kompetitor terberat kita sekarang adalah Singapura," kata Iwan.
Lanjut Iwan, bengkel pesawat di Singapura memiliki keunggulan pengalaman. Kemudian, layanan bengkel pesawat negeri jiran Indonesia tersebut sangat didukung oleh pemerintah. Tak hanya itu, ongkos perawatan yang ditawarkan di Singapura lebih murah daripada bengkel pesawat di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski lebih unggul dari fasilitas dan biaya, Sumber Daya Manusia teknisi pesawat Indonesia bisa bersaing dengan Singapura. Yang unik, mekanik di Singapura ada juga mekanik dari Indonesia.
"Bukan berarti Indonesia tidak menarik. SDM di Singapura juga kebanyakan orang Indonesia dan Pakistan," sebutnya.
Fasilitas GMF
Bengkel pesawat GMF memiliki pelanggan dari 50 negara. Maskapai dari belahan dunia telah mempercayakan perawatan rutin di hanggar milik anak usaha milik Garuda Indonesia itu.
"Pelanggan dari 50 negara di dunia dan berkembang sangat pesat. Antara lain Airlines Eropa sudah memasukkan beberapa pesawat itu dari KLM, kemudian di beberapa di Middle East itu sudah masuk. Bagian dari Atlanta yang ada di Irlandia sana. Nah, itu juga sudah masuk. Afrika, kemudian di Saudi Arabia sudah masuk GMF," sebutnya.
Bengkel pesawat lokal saat ini memperoleh angin segar pasca pemerintah mengeluarkan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 0% untuk beberapa spare part pesawat.
"PPN 0% sangat membantu. Di luar negeri industri perawatan pesawat sangat didukung oleh pemerintah. Itu (PPN 0%) bisa menarik asing untuk merawat pesawatnya di sini," ujarnya. (feb/hns)