Investor Asing Bidik Bisnis Gula Hingga Sapi di Indonesia

Investor Asing Bidik Bisnis Gula Hingga Sapi di Indonesia

Dana Aditiasari - detikFinance
Kamis, 24 Mar 2016 14:45 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Penyederhanaan aturan dan perizinan yang gencar dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menarik minat investasi di tanah air. Di sektor pertanian, investor dari sejumlah negara berbondong-bondong menyatakan investasi di tanah air.

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi, Syukur Iwantoro mengatakan, beberapa investor bahkan sudah ada yang siap merealisasikan investasinya dalam waktu dekat.

"Mereka mendengar bahwa di Indonesia itu sudah sangat kondusif secara regulasi bagi para investor untuk yang dari dalam dan luar negeri. Makanya mereka sekarang berbondong-bondong," kata dia, ditemui detikFinance di ruang kerjanya, Jakarta, Kamis (24/3/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data yang dimilikinya, investor dari sejumlah negara telah menyatakan minat untuk melakukan investasi di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan.

"Di industri gula misalnya, itu ada China, India, Jepang dan Singapura. Ada juga dari Brasil dan Kuwait yang berminat mengembangkan peternakan sapi. Brasil malah nanti di Mei mau meresmikan peternakannya 1.100 hektar di Sumba Timur," beber dia.

Tak berhenti sampai di situ, ada juga investor yang berminat mengembangkan perkebunan jagung di Indonesia.

"Ini justru jadi peluang bagus untuk Indonesia yang selama ini katanya peternakannya masih dikelola dengan metode peternakan rakyat dan lain-lain. Dengan masuknya investor yang berpengalaman, justru petani dan peternakan kita bisa belajar. Dan yang lebih penting, kita bisa meningkatkan produksi dalam negeri, kurangi impor," kata dia.

Hari ini sendiri sebuah perusahaan asal India mendatangi Kantor Kementerian Pertanian untuk menyampaikan pernyataan minat investasinya di sektor gula berbasis perkebunan.

Perusahaan ini bakal mendirikan perkebunan tebu lengkap dengan pabrik pengolahan gulanya dengan kebutuhan lahan sekitar 20.000 hektar. Syukur mengatakan, ada banyak lokasi di Indonesia yang cocok dengan kualifikasi tersebut.

"Ada 1,7 juta hektar lahan di Indonesia cocok untuk perkebunan tebu. Sekitar 60%-nya ada di Papua. Nah ini sedang kita carikan metode pendekatan yang tepat ke masyarakat. Karena sebagian besar lahan di Papua itu berkaitan dengan isu sosial dan tanah adat," pungkas dia. (dna/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads