Menurut Mardani, dirinya bersama 25 Bupati dari daerah lain diundang ke Turki beberapa waktu lalu. Setiap Bupati memaparkan keunggulan masing-masing daerah mereka di hadapan Pemerintah Turki.
Dalam pertemuan itu, pihak Turki mengenalkan kopi yang disebut dari Singapura. Tapi, ternyata kopi itu berasal dari Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma kopi, di Turki juga ada karet dari Indonesia, namun berlabel Singapura.
"Begitu juga dengan karet. Karet juga diminta oleh pemerintah Turki. Karet juga dia ambil dari Singapura, Singapura ambil dari Medan. Hampir semua produk kita dikirim ke Singapura sudah bukan berlabel Indonesia lagi, tapi diambil oleh Singapura." tuturnya.
Belajar dari pengalaman ini, menurut Mardani, Apkasi akan membuat aplikasi online untuk memudahkan calon investor mengecek produk-produk setiap daerah. Rencananya, aplikasi online itu akan diluncurkan tahun depan.
"Mudah-mudahan dengan adanya online yang kita siapkan dimana produk-produk antar daerah bisa kita kenalkan ke negara lain. Sehingga kita bisa memotong mata rantai di mana Singapura mengambil produk kita. Tapi kita daerah kabupaten masing-masing bisa langsung bekerja sama dengan negara-negara yang membutuhkan," tutur Mardani. (hns/miq)