Jakarta Jadi Tuan Rumah World Islamic Economic Forum ke-12

Jakarta Jadi Tuan Rumah World Islamic Economic Forum ke-12

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 10 Mei 2016 10:34 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - World Islamic Economic Forum ke-12 kembali digelar di Jakarta. Forum ini menyediakan sarana untuk memberdayakan bisnis dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

Untuk kedua kalinya, Jakarta siap menjadi tuan rumah The 12'th World Islamic Economic Forum (WIEF), menyusul keberhasilan forum WIEF di berbagai belahan dunia, termasuk Kuala Lumpur, Islamabad, Kuwait, Astana. Johor Bahru, London, dan Dubai.

Tahun lni, forum tersebut akan digelar di Jakarta Convention Centre (JCC) pada 2-4 Agustus 2016.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 2.500 delegasi dan 60 tokoh penting dari lebih dari 100 negara di seluruh dunia diharapkan dapat menghadiri WIEF ke-12 ini.

Tema dari WIEF ke-12 ini adalah "Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan." Tema WIEF kali ini memiliki visi untuk lebih mengeksplorasi dan mengembangkan peran penting dari kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendorong penumbuhan ekonomi di negara-negara di seluruh dunia.

Desentralisasi penumbuhan dapat dicapai dengan memberdayakan UMKM dengan cara meningkatkan dan memperluas keikutsertaan mereka dalam perekonomian guna mencapai pembangunan ekonomi yang inklusif, mendorong inovasi serta efisiensi yang tinggi. Hal-hal tersebut diharapkan dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi kelompok usaha ini dalam menghadapi tantangan bisnis yang terus berkembang.

"Ide untuk memberdayakan bisnis di masa depan yang merupakan inti dari World Islamic Economic Forum ke-12 adalah hal yang sangal penting bagi Indonesia. Hal ini merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi yang paralel dengan komitmen pemerintah unluk mengembangkan perekonomian yang modern, sebagaimana yang terangkum dalam Sembilan Prioritas Agenda Nawa Cita Presiden Joko Widodo," kata Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, dalam keterangan tertulis, Selasa (10/5/2016).

Bambang menambahkan, sektor keuangan hanyalah salah satu aspek dari ekonomi Islam yang dapat memberikan manfaat besar bagi para pelakunya. Fokus dari WIEF ke 12 dalam Keuangan Islam ini ditujukan unluk membuka seluruh potensi Indonesia agar bisa menjadi pemimpin global di sektor ini dalam beberapa tahun mendatang.

Bambang yakin bahwa Program 'Aku Cinta Keuangan Syariah' dapat menjadi katalis dalam meraih target 15% di tahun 2023 dan pangsa keuangan Islam di pasar keuangan nasional secara keseluruhan.

Bambang juga menjelaskan bahwa industri kreatif, wisata Islam, dan pasar makanan halal adalah sektor lain yang dapat memperoleh keuntungan dari ekonomi syariah. Saat ini ekonomi syariah tumbuh begitu cepat dan tidak hanya terbatas di dunia Muslim saja, namun juga dapat dikembangkan melalui kemitraan dengan masyarakat internasional yang lebih Iuas.

"Kami merasa terhormat untuk menyaksikan lndonesia tahun ini menjadi tuan rumah forum ini untuk kedua kalinya, menyusul keberhasilan pertemuan WIEF ke-5 pada 2009 di Jakarta. Fokus kami pada WlEF ke-12, sebagaimana dalam forum-forum kami sebelumnya, adalah terus berusaha mempromosikan bisnis dan kerja sama ekonomi sebagai dasar untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dunia," kata Chairman WIEF Foundation, Yang Terhormat Tun Musa Hitam.

Beberapa isu pokok yang akan dibahas pada WIEF ke-12 ini adalah penerbitan sukuk untuk pembiayaan infrastruktur, pengintegrasian produk halal dan keuangan syariah, pengembangan industri makanan halal secara global, pengembangan industri fashion lslami secara global, peningkafan akses pendanaan bagi UMKM, pengintegrasian UMKM ke dalam dunla digital economy, pengembangan crowd funding platform, percepatan inovasi dengan menghubungkan startups dengan perusahaan besar, dan penanaman budaya desain pemikiran (design-thinking) untuk bisnis.

Menuru Tun Musa, Indonesia adalah negara ideal yang cocok dengan tema WIEF tahun ini, yaitu 'Desentralisasi Pertumbuhan. Memberdayakan Bisnis Masa Depan'. Indonesia adalah pasar berkembang dengan fundamental ekonomi yang kuat dan memiliki sejumlah besar UMKM yang memiliki potensi untuk go international sekaligus membuka lebih banyak kesempatan bagi bangsa serta komunitas bisnis global.

Selain itu, Indonesia merupakan pasar yang kuat di kawasan ASEAN dan juga merupakan mesin penting dalam pertumbuhan ekonomi global. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia sangat potensial untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah yang terus berkembang pesat.

Dikelola oleh WIEF Foundation dan diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan, bekerja sama dengan Sekretariat Negara dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, WIEF ke-12 ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi Indonesia dan negara-negara lain.

Acara ini juga diharapkan dapat menyediakan sarana yang ideal bagi para pemimpin dunia, pelaku bisnis, akademisi, public figur, dan pakar bisnis agar dapaf bertukar pandangan dan pengalaman serta memberikan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan dan peluang di seputar dunia usaha, serta bagaimana hal-hal tersebut dapat membentuk peta bisnis secara global.

Forum tahun ini akan terus melanjutkan upaya menjembatani sektor bisnis melalui penyediaan berbagai platform bagi para delegasi/peserta yang ingin berkolaborasi dengan mitra bisnis maupun investor potensial, dan juga bagi negara-negara yang berminat untuk menampllkan peluang perdagangan dan memperluas jangkauan bisnisnya.

Platform bisnis yang tersedia dalam acara ini antara lain Complementary Programmes, Masterclasses, Pameran, ldeaPad, Bursa Bisnis, 12th WIEF Linked Up, dan Business Networking Breakfast (BNB).

Para delegasi forum juga dapat mengikuti Marketplace of Creative Arts (MOCAfest) yang akan diselenggarakan dari 3 hingga 4 Agustus 2016. MOCAfest diselenggarakan dengan tujuan untuk menjembatani hubungan dinamis antara sektor bisnis don seni.

MOCAfest tahun ini berfokus pada ekspresi artistik kreatif dart beragam budaya dinamis yang dimiliki oleh berbagai komunitas budaya di Indonesia. Acara ini mengangkat konsep 'Persatuan dalam Keberagaman sebagaimana terkemas dalam semboyan resmi lndonesia yakni "Bhinneka Tunggal lka" yang diharapkan dapat mendorong semangat perdamaian dan kemakmuran di seluruh dunia. (ang/drk)

Hide Ads