Saat ini, pemerintah tengah gencar untuk bisa menekan bunga kredit ke arah single digit melalui penyesuaian Net Interest Margin (NIM) perbankan.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio mengungkapkan, meskipun pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi, namun perlahan mengarah ke posisi yang lebih tinggi. Terlebih, jika bunga perbankan turun, ini akan berimbas positif bagi pasar modal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tito, perkembangan pasar modal Indonesia kini semakin baik. Terlihat dari peningkatan frekuensi saham yang saat ini mencapai 240.000 per hari.
"Frekuensi kita itu sekarang besar sekali lho. Average frekuensi kita di atas 240.000, saham yang ditransaksikan itu sekitar 400 saham per hari. Frekuensi kita tahun kemarin 200-210.000 per hari, sekarang 240.000 per hari, pernah capai 300.000. Beberapa negara tetangga cuma 100.000-150.000 per hari," ucap Tito.
Ia meyakini, pasar modal ke depan akan berkembang lebih baik, terlebih lembaga pemeringkat utang S&P memberikan sinyal jika Indonesia pantas menjadi negara layak investasi alias investment grade.
"Moga-moga S&P menaikkan kita jadi investment grade. Satu-satunya investment grade yang belum adalah dari S&P," imbuh Tito. (drk/feb)