Kontribusi dari penjualan strata (bangunan vertikal) menjadi penyumbang terbesar dengan jumlah 73%, sedangkan selebihnya berasal dari pendapatan berulang sebesar 27%, dimana sewa dan mall sebesar 17% dan hotel sebesar 10%.
Direktur Keuangan APLN Cesar M Dela Cruz mengatakan pengembangan properti masih menjadi penggerak utama dari pertumbuhan perusahaan, yang meningkat 6,2% menjadi Rp 2,12 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Direktur Utama APLN Cosmas Batubara mengatakan pasar properti sendiri menurutnya akan terus berkembang seiring dengan terus bertumbuhnya penduduk dan urbanisasi. Hal ini akan membuat kebutuhan tempat tinggal menjadi meningkat.
Dengan adanya kendala dalam ketersediaan lahan, Cosmas mengatakan perkembangan bisnis properti pun mulai merambat ke luar wilayah Jabodetabek, seperti Batam dan Balikpapan.
"Sekarang mulai mengarah ke kota kedua, tidak lagi berpusat di kota-kota besar saja," katanya.
"Menurut pandangan kami, selama pertumbuhan penduduk tinggi dan urbanisasi tinggi kebutuhan rumah di perkotaan juga akan semakin tinggi. Pertumbuhan itu juga akan memicu gain dari keuntungan properti itu," pungkasnya. (hns/hns)











































