"Ada 7.000 hektar tanah di lebih dari 200 titik, nganggur. Nggak digarap sama investor yang sudah diberikan izin," kata Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro, di Hotel Radisson, Batam, Jumat (12/8/2016).
Ia menambahkan, akibat banyaknya lahan nganggur ini, pengembangan Batam jadi terhambat. Investasi baru pun jadi sulit masuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal Batam punya potensi besar untuk dikembangkan memanfaatkan lokasinya yang strategis di Selat Malaka dekat dengan Singapura dan Malaysia.
"Batam itu kalau mau dikembangkan pasti ya akan mengalahkan Singapura. Tapi kita mau kembangkan lahannya nggak ada. Kondisinya seperti itu tadi. Ini yang harus dipecahkan," tandas dia. (dna/ang)











































